Sabtu, 04 Juni 2016

THE SLAVE band, made for Skateboarder!!!

THE SLAVE

Skateboard dan musik Rock and Roll bukan lah dua hal yang berseberangan. Salah besar jika anggapan khalayak umum akan image seorang skateboarder adalah celana gombrang, rambut corn-row, baseball cap / snap back yang dipakai sedikit miring, dst, dst. Segera alihkan pikiran anda pada Tony Alva, Black Sabbath. Jika dua nama tersebut kurang mengena di bank memori anda, bayangkan celana denim ketat yang sobek, rambut gondrong, raungan gitar berdistorsi, irama drum yang dinamis, dan segala tek-tek bengek seterotype musik heavy tahun 70an. Karena pada era-era itu lah budaya skateboard dilahirkan dan memacu perkembangan budaya skateboard modern yang pesat hingga dewasa ini. Maka tidak heran jika 4 skateboarder asal Bandung akhirnya membentuk sebuah band dengan nuansa rock 70an dan rock stoner. Pasalnya mereka tumbuh bersama video-video skateboard yang sama sekali tidak sedikit memasukan reportoir band rock 70’an sebagai soundtrack.
Nyatanya, identeitas mereka yang diperkuat dengan lagu-lagu demo yang catchy-heavy dan selengean mampu meyakinkan Volcom Entertainment (Executive Producer) dan Rekti Yoewono (The Sigit, Bhang Records) untuk memproduseri dan merilis album perdana mereka yang bertajuk Remorse. Album ini berhasil menarik perhatian dari scene skateboarding lokal dan regional (Singapore, Malaysia) berkat keterlibatan salah-satu lagu mereka dalam film skateboard “Possible” (directed by Hasbi Sipahutar), di mana Genta dan Absar juga menunjukkan kelihaian manuver skateboard yang mampu bersaing dengan skateboarder manca negara.
Namun The Slave tidak lantas puas dengan kiprah nya di scene skateboard. Mereka pernah tour bersama Satan!, band stoner/doom asal Singapur dan berpartisipasi dalam event-event yang juga diramaikan oleh Raja Singa, Komunal, Sigmun, dll. Bukti bahwa live performance mereka sudah mampu diterima dan diapresiasi oleh scene underground rock.

s : Bhang Record



Tidak ada komentar:

Posting Komentar