Sabtu, 04 Juni 2016

sekali sekali musik lah hehe : interview with Rekti Yoewono " The SIGIT"



REKTI YOEWONO

sebenarnya saya bukan anak band atau paling tidak orang yang gemar atau hobi bermain musik, saya juga bukan orang yang suka mengapresiasi musik lebih dari hanya sekedar mendengarkan saja. tapi saya rasa tidak ada salahnya jika wawancara kali ini saya hadirkan seorang vokalis (merangkap gitar) salah satu band yang menurut saya patut diberi tanda ‘dangerous’, THE SIGIT.
berikut wawancaranya;
kreatif menurut anda?
diartikan secara harfiah saja create dan -ive. berarti memiliki sifat untuk menciptakan dan membuat karya.
mengapa anda rebonding, apakah itu bagian dari kreatifitas anda?
saya tidak pernah di rebonding, melainkan di smoothing saat rambut saya masih pendek seperti changcuters, hahaha. setelah itu saya biarkan memanjang seperti sekarang. tidak ada relevansi nya gaya rambut dengan kreativitas (setidaknya tidak secara langsung ada relevansinya)
kebanyakan orang kreatif terlihat idealis, idealis sendiri menurut anda?
sebuah kreasi tanpa ide adalah semu dan hampa. sebua ide tanpa realisasi adalah omong kosong. menurut saya idealisme harus di latar belakangi ‘ide’ dan tindak lanjuk berupa ‘proses’ dan usaha. seringkali idealisme diartikan ‘keras kepala’ atau semacamnya, menurut saya itu salah, idealisme adalah bagaimana mempertahankan sebua latar belakang ‘ide’ ke tahap ‘proses’ untuk melihat ‘hasil.
lalu apa bedanya antara idealis dan ego?
idealisme menurut jawaban saya pada no.3 tentunya tidak bisa disebut egois karena egois biasnya dilatar-belakangi emosi, bukan ide pemikiran
kebanyakan lagu-lagu the sigit berisikan lagu lagu yang diperbaharui kembali? apa akang suka sulit menulis lagu baru? kreatifnya dimana? hehe
kebanyakan? anda sudah mendengarkan semua belum? yang diperbaharui kembali itu hanya midnight mosque
saya sudah dengerin semua kok, perasaan sama ah, hanya musiknya aja yg beda…
verge of puberty = come take it
money making = money making
dan beberapa album sebelumnya juga ada yang seperti itu.
maney making belum pernah di rilis, come take it pernah dirilis dlm bentuk EP 2004 tapi banyak yg ga kebagian jadi di rekam ulang. sama hal nya dgn soul siter dan beberapa lagu yg pernah rilis lewat ep 2004, krn ep tersebut dlm jumlah yg terbatas skitar 500 kopi, maka direkam ulang. bahkan sy puny ga punya EP nya dan sampai mengeluarkan album Visible Idea of Perfection bisa dibilang band kita obscure dan unknown jadi ga ada salahnya kalau dirangkum ke album visible idea of perfection. come take it juga sama seperti itu alasannya. kalau midnight mosque song itu versi lain dari All The Time (waktu itu ada 2 versi) yang saat ngerekam VIP tidak jadi dipakai. karena itu kami rilis di Hertz Dyslexia yang notaben nya EP (makanya EP bukan album, karena kita sendiri blm puas buat disebut album)
mengapa apresiasi musik indie lebih banyak diluar ketimbang didalam negeri?
sebenarnya argumen pada pertanyaan anda itu tidak quantitatif. tidak ada data akurat yang menyatakan lebih banyak apresiator warga asing dari pada WNI
pernahkah anda berpikir -the.sigit- masuk major label? mengapa?
kami tidak pernah memikirkan soal label-label-an. kalau ada label yang mau membiayai rekaman ya syukur, kalau tidak ada yang mau rilis ya rilis sendiri saja
ini sedikit mengenai arsitektur, adakah bangunan yang pernah anda lihat dan kemudian anda berkata; wow..gila..kerenn…
kebanyakan bangunan art deco di Bandung, terutama di IKIP
jika boleh berimajinasi, bisa anda gambarkan dengan kata-kata, tempat (ruang) konser yang anda idam-idamkan?
Eldorado cukup ideal, bila tidak ada birokrasi tai kucing
pertanyaan terakhir, apa yang akan anda lakukan jika anda menjadi seorang yang tuli-tak dapat mendengar?
sembisa mungkin mengingat nada yang dihasilkan oleh tiap fret gitar atau tuts piano. dan membuat lirik





sumber : https://ruang17.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar